Kamis, 24 April 2014

Doa Penyembuh Sakit di Badan (oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)

Doa Penyembuh Sakit di Badan
(oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)


Tentu kita semuanya pernah mengalami sakit dan kita tak bisa lepas sama sekali dari penyakit, karena sakit adalah sunnatullah. Tak ada orang yang sehat  terus-menerus tanpa pernah menemui sakit.
Jika kita menderita sakit, maka dianjurkan untuk  melakukan pengobatan dangan cara ruqyah syar’iyyah (pengobatan secara syar’i).

v  Diriwayatkan dari ‘Aisyah Ra.,  ia berkata: “Apabila ada salah seorang di antara kita yanng sakit, maka Rasulullah Saw mengusap orang itu dengan tangan kanannya sambil berdoa.” (HR. Muslim).
v  Imam an-Nawawi berkata: “Adapun ruqyah dengan ayat-ayat Al-Quran dan dzikir-dzikir yang terkenal, maka tidak ada larangan padanya, bahkan ia termasuk sunnah.”
v  Imam Ibn Taimiyah berkata: “ Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para Nabi dan orang-orang shalih.”

Baca dan amalkan doa ruqyah seperti yang diterangkan dalam hadits-hadits di bawah ini.

1.      Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abi ‘Ash Ats-Tsaqofi Ra. Bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Letakkan tanganmu pada anggota yang sakit dari tubuhmu dan ucapkanlah sebanyak 3 kali:
بِسْمِ ِ
Bismillaah
Dengan menyebut nama Allah
Dan ucapkanlah sebanyak 7 kali:
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ وَقُدْرَ تِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَ أُحَاذِ رُ
A’uudzu billaahi waqudrotihi min syarri maa ajidu wauhaadziru
Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan (sakit) yang aku dapati dan takuti.”

Rawi hadits (Utsman bin Abi ‘Ash) berkata , “Maka aku melakukan itu, lalu Allah menghilangkan apa yang menimpaku (sakit). Aku selalu memerintahkan keluargaku dan lainnya dengannya (doa ruqyah).” (HR. Ahmad, Muslim, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

2.      Diriwayatkan dari Muhammad bin Hathib al-Jumahi, dari ibunya, Ummu Jamil binti al-Jalal, ia berkata, ”Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untuknya, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata, ‘Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib.’ Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Saw masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:

أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبِّ النَّاسِ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ، لَا شِفَآءَ إِلَّا شِفَآؤُكَ، شِفَآءً لَا يُغَادِ رُ سَقَمًا

Adz-hibilba’sa robbinnaasi wasyfi antasysyaafii laa syifaa-a illa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa
“Hilangakan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak  meninggalkan penyakit.”

Dia (Ummu Jamil) berkata: Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi beliau Saw, kecuali tanganmu telah sembuh.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Mundah dan Abu Na’im).

3.      Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudry Ra., bahwasanya Jibril As. pernah mendatangi Nabi Saw lalu berkata, “Hai Muhammad, kamu mengaduh (sakit)?” Beliau menjawab, “Ya.” Jibril As. mengucapkan:

بِسْمِ ﷲِ أُرْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اَللّٰهُ يُشْفِيْكَ بِاسْمِ ﷲِ أُرْفِيْكَ
Bismillaah urqiika min kulli syai-in yu’dziika min syarri kulli nafsin au’ainin haasidin, Alloohu yusyfiika, bismillaahi urqiika
Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mnyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu” (HR. Muslim).


Doa-doa ruqyah ini bisa digunakan untuk semua jenis penyakit. Imam An-Nawawi dalam Syarah Muslim berkata, “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa beliau Saw ditanya tentang tiga hal hal itu, dan beliau membolehkannya. Andai beliau ditanya tentang yang lain, niscaya beliau akan mengizinkannya pula. Sebab beliau sudah memberi isyarat buat selain tiga keluhan tadi.”



Cara Mengamalkan

Dalam prakteknya, ruqyah bisa dilakukan oleh diri kita sendiri atau melalui bantuan orang lain. Diternagkan dalam hadits dari ‘Aisyah Ra. ia berkata, “Jika beliau Saw mengaduh (sakit), maka beliau membacakan untuk dirinya al-Mu’awwidzatain lalu meniupkakn. Tatkala sakitnya parah, maka aku membacakan untuknya dan aku mengusap dengan tangan beliau karena berharap keberkahannya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah).
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan saat meruqyah.

·         Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri pada Allah saat membaca dan berdoa.
·         Meniup pada bagiab tubuh yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Saw dalam meruqyah. Ia menjawab, “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yanag keluar).” (HR. Muslim).
Atau bolelh pula tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar as-Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakn, “Maka aku membacakan al-Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan a ku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan.” (HR. Abu Daud).
·         Tidak mengapa meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya.
·         Mengusap bagian yang sakit atau orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah Ra., ia berkata, “Rasulullah Saw tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, beliau mengusapnya dengan tangan kanan. . .” (HR. Muslim).
·         Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin Ka’b, ia berkata, “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukannya di hadapan Beliau Saw. Maka aku mendengar beliau membentenginya dengan surah al-Fatihah.”

Wallohu a’lam bishshowab.



Sumber : Buku “Doa-Doa Kunci Keselamatan, Tolak Bala’ dan Bencana” karya Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi. Diterbitkan oleh Intuisi Press tahun 2012

Tidak ada komentar: