Jumat, 05 Juni 2015

Nikmatnya Ilmu (bagian 1)

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu



Nabi Sulaiman alaihi salam dan Ayahnya Nabi Dawud alaihi salam memang berbeda dengan Nabi-nabi yang lain. Biasanya Nabi-nabi itu hidupnya secara lahiriah banyak mengalami ujian-ujian yang berat, tetapi kalau Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud hidupnya sebagai Raja. Kali ini kita akan mempelajari apa saja keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud.
Kita awali dengan membuka surat An-Naml (27) ayat 15, di situ Allah mewahyukan "wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana ilma, wa qa qalal hamdu lillahil- ladhi faddalana 'ala kadirim min ibadihil mu'minin".
Di ayat ini Allah mewahyukan" wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana ilma", sungguh kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman dan keduanya berkata segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba- hambanya yang beriman. Mari kita akan bahas yang ini. Allah mengatakan bahwasana Allah memberikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman ilmu, sebenarnya yang Allah berikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman itu ilmu atau banyak karunia? Jawabannya adalah banyak karunia, karunia yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud itu bermacam- macam, Nabi Sulaiman diberikan oleh Allah Kerajaan, Nabi Sulaiman bisa menundukkan angin, Nabi Sulaiman kalau mau pergi kemana-mana kendaraannya menggunakan angin, Nabi Sulaiman bisa menguasai jin (jin-jin semuanya menurut perkataan Nabi Sulaiman alaihi salam). Sedangkan Nabi Dawud diberikan oleh Allah suara yang sangat merdu sehingga dikatakan suaranya seruling Nabi Dawud itu sebagai kiasan kemerduan suara Nabi Dawud alaihi salam, Nabi Dawud juga diberikan kemampuan oleh Allah untuk membaca kitab Zabur itu dalam waktu yang singkat sebagaimana disebutkan dalam kitab shahih Al-Bukhari, Nabi Dawud kalau membaca kitabnya, pelana kuda ini belum selesai dipasang, Nabi Dawud sudah selesai mengkhatamkan kitabnya dari awal sampai akhir padahal kitabnya itu tebal. Jaman dahulu itu belum ada jam, mangkanya untuk menggambarkan lamanya waktu itu memakai kebiasaan- kebiasaan yang dikenal oleh masyarakat zaman itu. Contoh: Nabi Musa Alaihi salam ketika beliau meminta dimakamkan di sekitar masjidil aqsa (masalah jarak).
Dikatakan di dalam kitab shahih Al- Bukhari, makamkan saya didekat masjid aqsa meskipun sejauh jaraknya lemparan batu, jadi batu dilemparkan jaraknya seberapa, karena jaman dulu tidak ada meteran, ukurannya batu dilemparkan dengan lemparan normal. Nah dijaman Nabi Dawud juga demikian untuk menggambarkan betapa cepatnya Nabi Dawud alaihi salam membaca kitabnya, maka dikatakan pelana kuda dipasang belum selesai, Beliau itu sudah selesai membacanya. Disini timbul pertanyaan, Nabi Dawud membacanya memang cepat atau apakah memang waktunya yang berkah? Nabi Dawud itu suaranya merdu tidak mungkin suaranya seperti kaset yang diputar cepat, bacaannya juga indah, suaranya indah, bacaannya bagus, buku yang dibaca sangat tebal, kok bisa dengan waktu yang singkat bisa menghatamkan kitab Zabur, hal ini karena Nabi Dawud diberikan waktu yang barokah.
Keberkahan waktu itu ada, waktu yang singkat yang diberikan Allah kepada Nabi Dawud walaupun yang dilakukan itu banyak, yang dilakukan itu sebenarnya lama maka jadinya hanya sebentar, ibaratnya itu seperti orang yang mimpi, ada orang yang tidur kemudian bermimpi hanya 5 menit ketika bangun dia bercerita tadi saya bermimpi berangkat haji. Mimpi berangkat hajinya diceritakan dari awal sampai pulang haji 5 jam bercerita belum selesai, padahal mimpinya cuma 5 menit, artinya dalam 5 menit dialam tidur dia bisa melakukan banyak sekali kegiatan bahkan pergi haji sampai pulang. Waktu-waktu yang seperti ini kadang oleh Allah Ta'ala diberikan kepada Nabi-nabi dan para Rasul dan juga pewaris-pewaris mereka yaitu para Aulia wa solihin, sehingga ketika Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa salam ketika isra' dan mi'raj, Rasul dari mekah ke Palestin kemudian menembus 7 lapis langit bertemu Allah Ta'ala kembali ke Mekah waktunya dikatakan dalam kitab shahih Al-Bukhari, tempat dimana Rasul itu berbaring ketika Rasul itu kembali tempatnya masih hangat padahal cuaca kota Mekah kalau malam sangat dingin dan anginnya keras. Itu menunjukkan perginya waktunya sangat-sangat singkat.
Digambarkan oleh Allah dalam Alquran Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada sebagian kecil dari waktu malam, bukan besar atau banyak tapi cuma sebagian kecil. Ada orang dalam 2 rakaaat shalat sunah itu dalam rakaat pertama bisa membaca 90 ribu surat Al-Ikhlas, rakaat kedua khatam Alquran, kenapa bisa? karena ia diberikan keberkahan waktu seperti Nabi Dawud alaihi salam, dalam waktu singkat bisa mengkhatamkan Zaburnya. Nabi Dawud itu suaranya merdu sekali ketika membaca kitab Zabur, karena itulah ada ajaran kalau membaca Alquran hendaknya dengan suara yang merdu, terus diupayakan dan dilatih supaya suaranya bisa merdu dalam membaca Alquran. Karena itu dikatakan dalam sebuah hadits, indahkanlah Alquran dengan suaramu, perindah suaramu, kalau Alqurannya sudah indah. Kemerduan- kemerduan sahabat yang membaca Alquran ini menarik hati Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam, sampai Rasul pernah memanggil seorang sahabat tolong kamu bacakan Alquran untuk saya, maka sahabatnya dengan jantung yang berdebar-debar mengatakan: “ Ya Rasulullah Alquran itu diturunkan kepadamu, dan aku disuruh bacakan Alquran kepadamu?”. “Iya, Allah juga senang mendengarkan bacaan Alquranmu”, jawab Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Suara yang merdu itu mempunyai daya tarik tersendiri, bisa mendatangkan para Malaikat seperti Usaid bin Hudhaer (seorang sahabat) ,ketika malam hari membaca Alquran dengan suara yang sangat merdu, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits ketika beliau sedang membaca alquran dengan suara merdu tiba-tiba kuda yang ada didekatnya (karena sahabat itu sederhana, rumah dan kandang kudanya menjadi satu) saat itu kudanya meringkik, melonjak-lonjak sedangkan disamping kuda ada anaknya Usaid bin Hudhaer yang masih bayi namanya Yahya. Usaid bin Hudhair takut kalau nanti kuda ini terus melonjak anaknya bisa terinjak, maka dihentikan bacaan Alqurannya. Ketika bacaan Alquran dihentikan kudanya tenang, dibaca lagi kudanya melonjak-lonjak lagi, kemudian beliau membuka pintu dan melihat ke arah langit ketika Alquran itu beliau baca dari langit itu ada cahaya yang turun sangat jelas sekali kemudian ketika beliau berhenti membaca cahaya itu naik keatas sampai hilang. Keesokan harinya ketika waktu shubuh Usaid bin Hudhaer datang menemui Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasalam, kemudian diceritakan peristiwa yang beliau alami semalam, maka Rasul dengan semangat mengatakan: “Jangan berhenti, ayo baca Alqurannya terus (berkali-kali)”, seakan-akan Rasul sedang di malam dimana Usaid bin Hudhaer sedang membaca Alquran. “Jangan berhenti ayo baca Alqurannya terus, ayo baca Alquran nya terus, yang kamu lihat cahaya turun itu adalah sakinah, itu malaikat yang turun mendengarkan bacaan Alquranmu, andaikata tadi kamu teruskan membaca Alqurannya masyarakat di siang hari akan melihat malaikat dijalan”.
Nabi Dawud diberikan oleh Allah kemerduan suara itu salah satu nikmatnya,dikatakan kalau Nabi Dawud itu sedang membaca Zabur, burung-burung yang terbang itu berhenti terbang, semuanya berhenti mendengarkan Nabi Dawud membaca Zabur. Sehingga dikatakan dalam berbagai riwayat kalau Nabi Dawud membaca Zabur itu hewan-hewan dari dalam hutan pada keluar mendengarkan dan tidak sedikit hewan yang mati karena mendengar kemerduan suara Nabi Dawud alaihi salam, hewan-hewan banyak yang mati dan manusia yang mendengarkan banyak yang meninggal dunia karena ketika mendengar keindahan suara Nabi Dawud teringat pada Allah kemudian jantungnya tidak kuat, dan akhirnya meninggal dunia. Itu kenikmatan diantara kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Dawud alaihi salam. Anehnya Nabi Dawud diberi kenikmatan suara yang merdu, kerajaan, Nabi Sulaiman juga begitu. Kenapa dalam surat Al naml ayat 15 ini, Allah Ta'ala tidak menyebutkan semua itu "wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana 'ilma", dan telah kami berikan kepada Nabi Dawud dan sulaiman ilmu, kenapa yang Allah sebutkan itu ilmu bukan dan kami berikan kepada kami Dawud dan sulaiman kemampuan untuk memundukkan angin, kami berikan kepadanya kemerduan suara, kami berikan kepadanya keberkahan waktu, kenapa tidak disebutkan oleh Allah? kenapa yang disebutkan oleh allah "wa laqad ataina dawuda wa sulaimana ilma".
Di sini terkandung bahwasanya tidak ada karunia yang lebih besar daripada ilmu, maupun itu kemampuan apapun, maupun itu harta, pangkat apapun semua dibawah ilmu. Ilmu itu derajat yang paling tinggi. Karunia yang diberikan Allah kepada manusia yang paling tinggi adalah ilmu. Makanya Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam oleh Allah tidak disuruh minta tambahan apa-apa, hanya satu Rasul yang diperintahkan untuk minta tambahan , apa itu? Ilmu.
Nah anehnya jaman sekarang kalau kita mendapatkan ilmu merasa tidak mendapatkan apa-apa, tetapi kalau dapat harta/ uang merasa dapat. Dapat uang 1 M dengan ilmu kira yang merasa mendapatkan sesuatu yang mana? ya 1M, mendapatkan ilmu dianggap seperti rutinitas biasa. Ilmu itu harganya lebih mahal dari harta berapapun itu, tetapi kita belum bisa merasakan. Para aulia wa solihin mereka bisa merasakan, mangkanya sampai dikatakan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib, aku akan jadi budaknya orang yang bisa/ mampu/mau mengajarkan kepadaku satu huruf. Penghargaannya seperti itu pada orang yang memberi ilmu karena memang ilmu itu karunia yang paling tinggi. Ilmu itu warisan para anbiya wal mursalin. Ilmu itulah yang menentukan kedekatan seseorang kepada Allah Subhana wa Ta'ala.
Dan kenapa dahulu Nabi Adam itu mendapatkan derajat yang tinggi dan kenapa setan diperintahkan sujud kepada Nabi Adam alaihi salam? Dikatakan dalam Alquran karena Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam semua nama (semua ilmu itu diajarkan kepada Nabi Adam alaihi salam). Malaikat saja belum mendapatkan ilmunya, tetapi Nabi adam yang baru saja diciptakan (baru jadi) oleh Allah langsung diinstal diajarkan ilmu oleh Allah (langsung yang mengajarkan adalah Allah). Dan bagaimana cara Allah mengajarkan ilmu itu kepada Nabi Adam? yaitu secara langsung dimasukkan kedalam hati, kun fa yakun selesai (jadi maka jadilah). Seketika Nabi Adam yang tercipta dari tanah, diberi ruh dan jadilah Nabi Adam alaihi salam yang tiba-tiba menjadi manusia yang ilmunya melebihi para malaikat. Saat itu iblis diperintahakan untuk sujud kepada Adam, tetapi iblis tidak mau, kenapa kok iblis tidak mau? karena iblis merasa sudah mengabdi sekian lama, sudah menjelajah antariksa, sudah keliling kemana-mana, sudah berjuang untuk membasmi kejahatan dsb. Lha Nabi Adam ini baru muncul belum tahu apa-apa (kalau bahasa jaman sekarang ini anak ingusan), lalu kenapa saya disuruh hormati dia, saya tidak mau, kata iblis. Iblis berpikirnya seperti itu dia (Nabi Adam) baru lahir dia tidak mempunyai jasa apa-apa, belum bisa apa-apa lha kok saya disuruh sujud kepada Adam. Iblis tidak mau, maka Allah pun melaknatnya. Kenapa Nabi Adam dimuliakan melebihi Iblis karena Nabi Adam memperoleh ilmu. Ilmu inilah yang menyebabkan Nabi Adam dihormati oleh para malaikat.
Nah ilmu yang ada pada diri Nabi Adam itu diwariskan, tidak ada ilmu yang Nabi Adam yang tidak tahu, laptop Nabi adam sudah tahu, kamera Nabi Adam juga sudah tahu, hp nabi adam juga sudah tahu, jam tangan Nabi Adam sudah tahu, meskipun dimasa itu belum ada, tapi beliau sudah tahu karena inputnya sudah ada (ilmunya sudah ada). Dan ilmu ini diwariskan turun temurun secara utuh dari satu Nabi ke Nabi yang lain dan nanti ada tambahannya/ bonusnya. Lha bonus-bonus inilah yang disebut ilmu ladunni, ilmu yang langsung diajarkan dari sisi Allah Subhana wa Ta'ala. Oleh karena itu para Aulia wa Sholihin tidak pernah merasa kesulitan hidup di zaman manapun, dan mereka juga paham ilmunya orang-orang kafir/ non muslim.

Diambil dari kajian Majelis Ar-Raudhah By Habib Naufal