Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu
Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu
Nabi Sulaiman alaihi salam dan Ayahnya Nabi Dawud alaihi salam
memang berbeda dengan Nabi-nabi yang lain. Biasanya Nabi-nabi itu hidupnya
secara lahiriah banyak mengalami ujian-ujian yang berat, tetapi kalau Nabi
Sulaiman dan Nabi Dawud hidupnya sebagai Raja. Kali ini kita akan mempelajari
apa saja keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud.
Kita awali dengan membuka surat An-Naml (27) ayat 15, di situ Allah
mewahyukan "wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana ilma, wa qa qalal hamdu
lillahil- ladhi faddalana 'ala kadirim min ibadihil mu'minin".
Di ayat ini Allah mewahyukan" wa laqad ataina Dawuda wa
Sulaimana ilma", sungguh kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan
Sulaiman dan keduanya berkata segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
banyak hamba- hambanya yang beriman. Mari kita akan bahas yang ini. Allah
mengatakan bahwasana Allah memberikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman ilmu,
sebenarnya yang Allah berikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman itu ilmu atau
banyak karunia? Jawabannya adalah banyak karunia, karunia yang diberikan Allah
kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud itu bermacam- macam, Nabi Sulaiman
diberikan oleh Allah Kerajaan, Nabi Sulaiman bisa menundukkan angin, Nabi Sulaiman
kalau mau pergi kemana-mana kendaraannya menggunakan angin, Nabi Sulaiman bisa
menguasai jin (jin-jin semuanya menurut perkataan Nabi Sulaiman alaihi salam).
Sedangkan Nabi Dawud diberikan oleh Allah suara yang sangat merdu sehingga
dikatakan suaranya seruling Nabi Dawud itu sebagai kiasan kemerduan suara Nabi Dawud
alaihi salam, Nabi Dawud juga diberikan kemampuan oleh Allah untuk membaca
kitab Zabur itu dalam waktu yang singkat sebagaimana disebutkan dalam kitab
shahih Al-Bukhari, Nabi Dawud kalau membaca kitabnya, pelana kuda ini belum
selesai dipasang, Nabi Dawud sudah selesai mengkhatamkan kitabnya dari awal
sampai akhir padahal kitabnya itu tebal. Jaman dahulu itu belum ada jam,
mangkanya untuk menggambarkan lamanya waktu itu memakai kebiasaan- kebiasaan
yang dikenal oleh masyarakat zaman itu. Contoh: Nabi Musa Alaihi salam ketika
beliau meminta dimakamkan di sekitar masjidil aqsa (masalah jarak).
Dikatakan di dalam kitab shahih Al- Bukhari, makamkan saya didekat
masjid aqsa meskipun sejauh jaraknya lemparan batu, jadi batu dilemparkan
jaraknya seberapa, karena jaman dulu tidak ada meteran, ukurannya batu
dilemparkan dengan lemparan normal. Nah dijaman Nabi Dawud juga demikian untuk
menggambarkan betapa cepatnya Nabi Dawud alaihi salam membaca kitabnya, maka
dikatakan pelana kuda dipasang belum selesai, Beliau itu sudah selesai
membacanya. Disini timbul pertanyaan, Nabi Dawud membacanya memang cepat atau
apakah memang waktunya yang berkah? Nabi Dawud itu suaranya merdu tidak mungkin
suaranya seperti kaset yang diputar cepat, bacaannya juga indah, suaranya
indah, bacaannya bagus, buku yang dibaca sangat tebal, kok bisa dengan waktu
yang singkat bisa menghatamkan kitab Zabur, hal ini karena Nabi Dawud diberikan
waktu yang barokah.
Keberkahan waktu itu ada, waktu yang singkat yang diberikan Allah
kepada Nabi Dawud walaupun yang dilakukan itu banyak, yang dilakukan itu
sebenarnya lama maka jadinya hanya sebentar, ibaratnya itu seperti orang yang
mimpi, ada orang yang tidur kemudian bermimpi hanya 5 menit ketika bangun dia
bercerita tadi saya bermimpi berangkat haji. Mimpi berangkat hajinya
diceritakan dari awal sampai pulang haji 5 jam bercerita belum selesai, padahal
mimpinya cuma 5 menit, artinya dalam 5 menit dialam tidur dia bisa melakukan
banyak sekali kegiatan bahkan pergi haji sampai pulang. Waktu-waktu yang
seperti ini kadang oleh Allah Ta'ala diberikan kepada Nabi-nabi dan para Rasul
dan juga pewaris-pewaris mereka yaitu para Aulia wa solihin, sehingga ketika
Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa salam ketika isra' dan mi'raj, Rasul dari
mekah ke Palestin kemudian menembus 7 lapis langit bertemu Allah Ta'ala kembali
ke Mekah waktunya dikatakan dalam kitab shahih Al-Bukhari, tempat dimana Rasul
itu berbaring ketika Rasul itu kembali tempatnya masih hangat padahal cuaca
kota Mekah kalau malam sangat dingin dan anginnya keras. Itu menunjukkan
perginya waktunya sangat-sangat singkat.
Digambarkan oleh Allah dalam Alquran Maha Suci Allah yang telah
memperjalankan hambanya pada sebagian kecil dari waktu malam, bukan besar atau
banyak tapi cuma sebagian kecil. Ada orang dalam 2 rakaaat shalat sunah itu
dalam rakaat pertama bisa membaca 90 ribu surat Al-Ikhlas, rakaat kedua khatam
Alquran, kenapa bisa? karena ia diberikan keberkahan waktu seperti Nabi Dawud
alaihi salam, dalam waktu singkat bisa mengkhatamkan Zaburnya. Nabi Dawud itu
suaranya merdu sekali ketika membaca kitab Zabur, karena itulah ada ajaran
kalau membaca Alquran hendaknya dengan suara yang merdu, terus diupayakan dan
dilatih supaya suaranya bisa merdu dalam membaca Alquran. Karena itu dikatakan
dalam sebuah hadits, indahkanlah Alquran dengan suaramu, perindah suaramu,
kalau Alqurannya sudah indah. Kemerduan- kemerduan sahabat yang membaca Alquran
ini menarik hati Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam, sampai Rasul
pernah memanggil seorang sahabat tolong kamu bacakan Alquran untuk saya, maka
sahabatnya dengan jantung yang berdebar-debar mengatakan: “ Ya Rasulullah
Alquran itu diturunkan kepadamu, dan aku disuruh bacakan Alquran kepadamu?”. “Iya,
Allah juga senang mendengarkan bacaan Alquranmu”, jawab Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam.
Suara yang merdu itu mempunyai daya tarik tersendiri, bisa
mendatangkan para Malaikat seperti Usaid bin Hudhaer (seorang sahabat) ,ketika
malam hari membaca Alquran dengan suara yang sangat merdu, sebagaimana
disebutkan dalam banyak hadits ketika beliau sedang membaca alquran dengan suara
merdu tiba-tiba kuda yang ada didekatnya (karena sahabat itu sederhana, rumah
dan kandang kudanya menjadi satu) saat itu kudanya meringkik, melonjak-lonjak
sedangkan disamping kuda ada anaknya Usaid bin Hudhaer yang masih bayi namanya
Yahya. Usaid bin Hudhair takut kalau nanti kuda ini terus melonjak anaknya bisa
terinjak, maka dihentikan bacaan Alqurannya. Ketika bacaan Alquran dihentikan
kudanya tenang, dibaca lagi kudanya melonjak-lonjak lagi, kemudian beliau
membuka pintu dan melihat ke arah langit ketika Alquran itu beliau baca dari
langit itu ada cahaya yang turun sangat jelas sekali kemudian ketika beliau
berhenti membaca cahaya itu naik keatas sampai hilang. Keesokan harinya ketika
waktu shubuh Usaid bin Hudhaer datang menemui Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasalam, kemudian diceritakan peristiwa yang beliau alami semalam, maka Rasul
dengan semangat mengatakan: “Jangan berhenti, ayo baca Alqurannya terus (berkali-kali)”,
seakan-akan Rasul sedang di malam dimana Usaid bin Hudhaer sedang membaca
Alquran. “Jangan berhenti ayo baca Alqurannya terus, ayo baca Alquran nya
terus, yang kamu lihat cahaya turun itu adalah sakinah, itu malaikat yang turun
mendengarkan bacaan Alquranmu, andaikata tadi kamu teruskan membaca Alqurannya
masyarakat di siang hari akan melihat malaikat dijalan”.
Nabi Dawud diberikan oleh Allah kemerduan suara itu salah satu
nikmatnya,dikatakan kalau Nabi Dawud itu sedang membaca Zabur, burung-burung
yang terbang itu berhenti terbang, semuanya berhenti mendengarkan Nabi Dawud
membaca Zabur. Sehingga dikatakan dalam berbagai riwayat kalau Nabi Dawud
membaca Zabur itu hewan-hewan dari dalam hutan pada keluar mendengarkan dan
tidak sedikit hewan yang mati karena mendengar kemerduan suara Nabi Dawud
alaihi salam, hewan-hewan banyak yang mati dan manusia yang mendengarkan banyak
yang meninggal dunia karena ketika mendengar keindahan suara Nabi Dawud
teringat pada Allah kemudian jantungnya tidak kuat, dan akhirnya meninggal
dunia. Itu kenikmatan diantara kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Dawud alaihi salam. Anehnya Nabi Dawud diberi kenikmatan suara yang merdu,
kerajaan, Nabi Sulaiman juga begitu. Kenapa dalam surat Al naml ayat 15 ini,
Allah Ta'ala tidak menyebutkan semua itu "wa laqad ataina Dawuda wa
Sulaimana 'ilma", dan telah kami berikan kepada Nabi Dawud dan sulaiman
ilmu, kenapa yang Allah sebutkan itu ilmu bukan dan kami berikan kepada kami
Dawud dan sulaiman kemampuan untuk memundukkan angin, kami berikan kepadanya
kemerduan suara, kami berikan kepadanya keberkahan waktu, kenapa tidak
disebutkan oleh Allah? kenapa yang disebutkan oleh allah "wa laqad ataina
dawuda wa sulaimana ilma".
Di sini terkandung bahwasanya tidak ada karunia yang lebih besar
daripada ilmu, maupun itu kemampuan apapun, maupun itu harta, pangkat apapun
semua dibawah ilmu. Ilmu itu derajat yang paling tinggi. Karunia yang diberikan
Allah kepada manusia yang paling tinggi adalah ilmu. Makanya Nabi Muhammad
shallallahu'alaihi wa sallam oleh Allah tidak disuruh minta tambahan apa-apa,
hanya satu Rasul yang diperintahkan untuk minta tambahan , apa itu? Ilmu.
Nah anehnya jaman sekarang kalau kita mendapatkan ilmu merasa tidak
mendapatkan apa-apa, tetapi kalau dapat harta/ uang merasa dapat. Dapat uang 1
M dengan ilmu kira yang merasa mendapatkan sesuatu yang mana? ya 1M,
mendapatkan ilmu dianggap seperti rutinitas biasa. Ilmu itu harganya lebih
mahal dari harta berapapun itu, tetapi kita belum bisa merasakan. Para aulia wa
solihin mereka bisa merasakan, mangkanya sampai dikatakan oleh khalifah Ali bin
Abi Thalib, aku akan jadi budaknya orang yang bisa/ mampu/mau mengajarkan
kepadaku satu huruf. Penghargaannya seperti itu pada orang yang memberi ilmu
karena memang ilmu itu karunia yang paling tinggi. Ilmu itu warisan para anbiya
wal mursalin. Ilmu itulah yang menentukan kedekatan seseorang kepada Allah
Subhana wa Ta'ala.
Dan kenapa dahulu Nabi Adam itu mendapatkan derajat yang tinggi dan
kenapa setan diperintahkan sujud kepada Nabi Adam alaihi salam? Dikatakan dalam
Alquran karena Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam semua nama (semua ilmu
itu diajarkan kepada Nabi Adam alaihi salam). Malaikat saja belum mendapatkan
ilmunya, tetapi Nabi adam yang baru saja diciptakan (baru jadi) oleh Allah
langsung diinstal diajarkan ilmu oleh Allah (langsung yang mengajarkan adalah
Allah). Dan bagaimana cara Allah mengajarkan ilmu itu kepada Nabi Adam? yaitu
secara langsung dimasukkan kedalam hati, kun fa yakun selesai (jadi maka
jadilah). Seketika Nabi Adam yang tercipta dari tanah, diberi ruh dan jadilah
Nabi Adam alaihi salam yang tiba-tiba menjadi manusia yang ilmunya melebihi
para malaikat. Saat itu iblis diperintahakan untuk sujud kepada Adam, tetapi
iblis tidak mau, kenapa kok iblis tidak mau? karena iblis merasa sudah mengabdi
sekian lama, sudah menjelajah antariksa, sudah keliling kemana-mana, sudah
berjuang untuk membasmi kejahatan dsb. Lha Nabi Adam ini baru muncul belum tahu
apa-apa (kalau bahasa jaman sekarang ini anak ingusan), lalu kenapa saya
disuruh hormati dia, saya tidak mau, kata iblis. Iblis berpikirnya seperti itu
dia (Nabi Adam) baru lahir dia tidak mempunyai jasa apa-apa, belum bisa apa-apa
lha kok saya disuruh sujud kepada Adam. Iblis tidak mau, maka Allah pun
melaknatnya. Kenapa Nabi Adam dimuliakan melebihi Iblis karena Nabi Adam
memperoleh ilmu. Ilmu inilah yang menyebabkan Nabi Adam dihormati oleh para
malaikat.
Nah ilmu yang ada pada diri Nabi Adam itu diwariskan, tidak ada
ilmu yang Nabi Adam yang tidak tahu, laptop Nabi adam sudah tahu, kamera Nabi
Adam juga sudah tahu, hp nabi adam juga sudah tahu, jam tangan Nabi Adam sudah
tahu, meskipun dimasa itu belum ada, tapi beliau sudah tahu karena inputnya
sudah ada (ilmunya sudah ada). Dan ilmu ini diwariskan turun temurun secara
utuh dari satu Nabi ke Nabi yang lain dan nanti ada tambahannya/ bonusnya. Lha
bonus-bonus inilah yang disebut ilmu ladunni, ilmu yang langsung diajarkan dari
sisi Allah Subhana wa Ta'ala. Oleh karena itu para Aulia wa Sholihin tidak pernah
merasa kesulitan hidup di zaman manapun, dan mereka juga paham ilmunya
orang-orang kafir/ non muslim.
Diambil dari kajian Majelis Ar-Raudhah By Habib Naufal
Oleh Mufiana Barokah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar