Jumat, 05 Juni 2015

Nikmatnya Ilmu (bagian 1)

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu



Nabi Sulaiman alaihi salam dan Ayahnya Nabi Dawud alaihi salam memang berbeda dengan Nabi-nabi yang lain. Biasanya Nabi-nabi itu hidupnya secara lahiriah banyak mengalami ujian-ujian yang berat, tetapi kalau Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud hidupnya sebagai Raja. Kali ini kita akan mempelajari apa saja keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud.
Kita awali dengan membuka surat An-Naml (27) ayat 15, di situ Allah mewahyukan "wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana ilma, wa qa qalal hamdu lillahil- ladhi faddalana 'ala kadirim min ibadihil mu'minin".
Di ayat ini Allah mewahyukan" wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana ilma", sungguh kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman dan keduanya berkata segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba- hambanya yang beriman. Mari kita akan bahas yang ini. Allah mengatakan bahwasana Allah memberikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman ilmu, sebenarnya yang Allah berikan kepada Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman itu ilmu atau banyak karunia? Jawabannya adalah banyak karunia, karunia yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Dawud itu bermacam- macam, Nabi Sulaiman diberikan oleh Allah Kerajaan, Nabi Sulaiman bisa menundukkan angin, Nabi Sulaiman kalau mau pergi kemana-mana kendaraannya menggunakan angin, Nabi Sulaiman bisa menguasai jin (jin-jin semuanya menurut perkataan Nabi Sulaiman alaihi salam). Sedangkan Nabi Dawud diberikan oleh Allah suara yang sangat merdu sehingga dikatakan suaranya seruling Nabi Dawud itu sebagai kiasan kemerduan suara Nabi Dawud alaihi salam, Nabi Dawud juga diberikan kemampuan oleh Allah untuk membaca kitab Zabur itu dalam waktu yang singkat sebagaimana disebutkan dalam kitab shahih Al-Bukhari, Nabi Dawud kalau membaca kitabnya, pelana kuda ini belum selesai dipasang, Nabi Dawud sudah selesai mengkhatamkan kitabnya dari awal sampai akhir padahal kitabnya itu tebal. Jaman dahulu itu belum ada jam, mangkanya untuk menggambarkan lamanya waktu itu memakai kebiasaan- kebiasaan yang dikenal oleh masyarakat zaman itu. Contoh: Nabi Musa Alaihi salam ketika beliau meminta dimakamkan di sekitar masjidil aqsa (masalah jarak).
Dikatakan di dalam kitab shahih Al- Bukhari, makamkan saya didekat masjid aqsa meskipun sejauh jaraknya lemparan batu, jadi batu dilemparkan jaraknya seberapa, karena jaman dulu tidak ada meteran, ukurannya batu dilemparkan dengan lemparan normal. Nah dijaman Nabi Dawud juga demikian untuk menggambarkan betapa cepatnya Nabi Dawud alaihi salam membaca kitabnya, maka dikatakan pelana kuda dipasang belum selesai, Beliau itu sudah selesai membacanya. Disini timbul pertanyaan, Nabi Dawud membacanya memang cepat atau apakah memang waktunya yang berkah? Nabi Dawud itu suaranya merdu tidak mungkin suaranya seperti kaset yang diputar cepat, bacaannya juga indah, suaranya indah, bacaannya bagus, buku yang dibaca sangat tebal, kok bisa dengan waktu yang singkat bisa menghatamkan kitab Zabur, hal ini karena Nabi Dawud diberikan waktu yang barokah.
Keberkahan waktu itu ada, waktu yang singkat yang diberikan Allah kepada Nabi Dawud walaupun yang dilakukan itu banyak, yang dilakukan itu sebenarnya lama maka jadinya hanya sebentar, ibaratnya itu seperti orang yang mimpi, ada orang yang tidur kemudian bermimpi hanya 5 menit ketika bangun dia bercerita tadi saya bermimpi berangkat haji. Mimpi berangkat hajinya diceritakan dari awal sampai pulang haji 5 jam bercerita belum selesai, padahal mimpinya cuma 5 menit, artinya dalam 5 menit dialam tidur dia bisa melakukan banyak sekali kegiatan bahkan pergi haji sampai pulang. Waktu-waktu yang seperti ini kadang oleh Allah Ta'ala diberikan kepada Nabi-nabi dan para Rasul dan juga pewaris-pewaris mereka yaitu para Aulia wa solihin, sehingga ketika Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa salam ketika isra' dan mi'raj, Rasul dari mekah ke Palestin kemudian menembus 7 lapis langit bertemu Allah Ta'ala kembali ke Mekah waktunya dikatakan dalam kitab shahih Al-Bukhari, tempat dimana Rasul itu berbaring ketika Rasul itu kembali tempatnya masih hangat padahal cuaca kota Mekah kalau malam sangat dingin dan anginnya keras. Itu menunjukkan perginya waktunya sangat-sangat singkat.
Digambarkan oleh Allah dalam Alquran Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada sebagian kecil dari waktu malam, bukan besar atau banyak tapi cuma sebagian kecil. Ada orang dalam 2 rakaaat shalat sunah itu dalam rakaat pertama bisa membaca 90 ribu surat Al-Ikhlas, rakaat kedua khatam Alquran, kenapa bisa? karena ia diberikan keberkahan waktu seperti Nabi Dawud alaihi salam, dalam waktu singkat bisa mengkhatamkan Zaburnya. Nabi Dawud itu suaranya merdu sekali ketika membaca kitab Zabur, karena itulah ada ajaran kalau membaca Alquran hendaknya dengan suara yang merdu, terus diupayakan dan dilatih supaya suaranya bisa merdu dalam membaca Alquran. Karena itu dikatakan dalam sebuah hadits, indahkanlah Alquran dengan suaramu, perindah suaramu, kalau Alqurannya sudah indah. Kemerduan- kemerduan sahabat yang membaca Alquran ini menarik hati Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam, sampai Rasul pernah memanggil seorang sahabat tolong kamu bacakan Alquran untuk saya, maka sahabatnya dengan jantung yang berdebar-debar mengatakan: “ Ya Rasulullah Alquran itu diturunkan kepadamu, dan aku disuruh bacakan Alquran kepadamu?”. “Iya, Allah juga senang mendengarkan bacaan Alquranmu”, jawab Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Suara yang merdu itu mempunyai daya tarik tersendiri, bisa mendatangkan para Malaikat seperti Usaid bin Hudhaer (seorang sahabat) ,ketika malam hari membaca Alquran dengan suara yang sangat merdu, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits ketika beliau sedang membaca alquran dengan suara merdu tiba-tiba kuda yang ada didekatnya (karena sahabat itu sederhana, rumah dan kandang kudanya menjadi satu) saat itu kudanya meringkik, melonjak-lonjak sedangkan disamping kuda ada anaknya Usaid bin Hudhaer yang masih bayi namanya Yahya. Usaid bin Hudhair takut kalau nanti kuda ini terus melonjak anaknya bisa terinjak, maka dihentikan bacaan Alqurannya. Ketika bacaan Alquran dihentikan kudanya tenang, dibaca lagi kudanya melonjak-lonjak lagi, kemudian beliau membuka pintu dan melihat ke arah langit ketika Alquran itu beliau baca dari langit itu ada cahaya yang turun sangat jelas sekali kemudian ketika beliau berhenti membaca cahaya itu naik keatas sampai hilang. Keesokan harinya ketika waktu shubuh Usaid bin Hudhaer datang menemui Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasalam, kemudian diceritakan peristiwa yang beliau alami semalam, maka Rasul dengan semangat mengatakan: “Jangan berhenti, ayo baca Alqurannya terus (berkali-kali)”, seakan-akan Rasul sedang di malam dimana Usaid bin Hudhaer sedang membaca Alquran. “Jangan berhenti ayo baca Alqurannya terus, ayo baca Alquran nya terus, yang kamu lihat cahaya turun itu adalah sakinah, itu malaikat yang turun mendengarkan bacaan Alquranmu, andaikata tadi kamu teruskan membaca Alqurannya masyarakat di siang hari akan melihat malaikat dijalan”.
Nabi Dawud diberikan oleh Allah kemerduan suara itu salah satu nikmatnya,dikatakan kalau Nabi Dawud itu sedang membaca Zabur, burung-burung yang terbang itu berhenti terbang, semuanya berhenti mendengarkan Nabi Dawud membaca Zabur. Sehingga dikatakan dalam berbagai riwayat kalau Nabi Dawud membaca Zabur itu hewan-hewan dari dalam hutan pada keluar mendengarkan dan tidak sedikit hewan yang mati karena mendengar kemerduan suara Nabi Dawud alaihi salam, hewan-hewan banyak yang mati dan manusia yang mendengarkan banyak yang meninggal dunia karena ketika mendengar keindahan suara Nabi Dawud teringat pada Allah kemudian jantungnya tidak kuat, dan akhirnya meninggal dunia. Itu kenikmatan diantara kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Dawud alaihi salam. Anehnya Nabi Dawud diberi kenikmatan suara yang merdu, kerajaan, Nabi Sulaiman juga begitu. Kenapa dalam surat Al naml ayat 15 ini, Allah Ta'ala tidak menyebutkan semua itu "wa laqad ataina Dawuda wa Sulaimana 'ilma", dan telah kami berikan kepada Nabi Dawud dan sulaiman ilmu, kenapa yang Allah sebutkan itu ilmu bukan dan kami berikan kepada kami Dawud dan sulaiman kemampuan untuk memundukkan angin, kami berikan kepadanya kemerduan suara, kami berikan kepadanya keberkahan waktu, kenapa tidak disebutkan oleh Allah? kenapa yang disebutkan oleh allah "wa laqad ataina dawuda wa sulaimana ilma".
Di sini terkandung bahwasanya tidak ada karunia yang lebih besar daripada ilmu, maupun itu kemampuan apapun, maupun itu harta, pangkat apapun semua dibawah ilmu. Ilmu itu derajat yang paling tinggi. Karunia yang diberikan Allah kepada manusia yang paling tinggi adalah ilmu. Makanya Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam oleh Allah tidak disuruh minta tambahan apa-apa, hanya satu Rasul yang diperintahkan untuk minta tambahan , apa itu? Ilmu.
Nah anehnya jaman sekarang kalau kita mendapatkan ilmu merasa tidak mendapatkan apa-apa, tetapi kalau dapat harta/ uang merasa dapat. Dapat uang 1 M dengan ilmu kira yang merasa mendapatkan sesuatu yang mana? ya 1M, mendapatkan ilmu dianggap seperti rutinitas biasa. Ilmu itu harganya lebih mahal dari harta berapapun itu, tetapi kita belum bisa merasakan. Para aulia wa solihin mereka bisa merasakan, mangkanya sampai dikatakan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib, aku akan jadi budaknya orang yang bisa/ mampu/mau mengajarkan kepadaku satu huruf. Penghargaannya seperti itu pada orang yang memberi ilmu karena memang ilmu itu karunia yang paling tinggi. Ilmu itu warisan para anbiya wal mursalin. Ilmu itulah yang menentukan kedekatan seseorang kepada Allah Subhana wa Ta'ala.
Dan kenapa dahulu Nabi Adam itu mendapatkan derajat yang tinggi dan kenapa setan diperintahkan sujud kepada Nabi Adam alaihi salam? Dikatakan dalam Alquran karena Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam semua nama (semua ilmu itu diajarkan kepada Nabi Adam alaihi salam). Malaikat saja belum mendapatkan ilmunya, tetapi Nabi adam yang baru saja diciptakan (baru jadi) oleh Allah langsung diinstal diajarkan ilmu oleh Allah (langsung yang mengajarkan adalah Allah). Dan bagaimana cara Allah mengajarkan ilmu itu kepada Nabi Adam? yaitu secara langsung dimasukkan kedalam hati, kun fa yakun selesai (jadi maka jadilah). Seketika Nabi Adam yang tercipta dari tanah, diberi ruh dan jadilah Nabi Adam alaihi salam yang tiba-tiba menjadi manusia yang ilmunya melebihi para malaikat. Saat itu iblis diperintahakan untuk sujud kepada Adam, tetapi iblis tidak mau, kenapa kok iblis tidak mau? karena iblis merasa sudah mengabdi sekian lama, sudah menjelajah antariksa, sudah keliling kemana-mana, sudah berjuang untuk membasmi kejahatan dsb. Lha Nabi Adam ini baru muncul belum tahu apa-apa (kalau bahasa jaman sekarang ini anak ingusan), lalu kenapa saya disuruh hormati dia, saya tidak mau, kata iblis. Iblis berpikirnya seperti itu dia (Nabi Adam) baru lahir dia tidak mempunyai jasa apa-apa, belum bisa apa-apa lha kok saya disuruh sujud kepada Adam. Iblis tidak mau, maka Allah pun melaknatnya. Kenapa Nabi Adam dimuliakan melebihi Iblis karena Nabi Adam memperoleh ilmu. Ilmu inilah yang menyebabkan Nabi Adam dihormati oleh para malaikat.
Nah ilmu yang ada pada diri Nabi Adam itu diwariskan, tidak ada ilmu yang Nabi Adam yang tidak tahu, laptop Nabi adam sudah tahu, kamera Nabi Adam juga sudah tahu, hp nabi adam juga sudah tahu, jam tangan Nabi Adam sudah tahu, meskipun dimasa itu belum ada, tapi beliau sudah tahu karena inputnya sudah ada (ilmunya sudah ada). Dan ilmu ini diwariskan turun temurun secara utuh dari satu Nabi ke Nabi yang lain dan nanti ada tambahannya/ bonusnya. Lha bonus-bonus inilah yang disebut ilmu ladunni, ilmu yang langsung diajarkan dari sisi Allah Subhana wa Ta'ala. Oleh karena itu para Aulia wa Sholihin tidak pernah merasa kesulitan hidup di zaman manapun, dan mereka juga paham ilmunya orang-orang kafir/ non muslim.

Diambil dari kajian Majelis Ar-Raudhah By Habib Naufal

Selasa, 13 Mei 2014

Doa Pelindung dari Kejahatan Sihir, Santet dan Tenung (oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)



  Doa Pelindung dari Kejahatan Sihir, Santet dan Tenung


(oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)


Pada zaman seperti sekarang ini, ada banyak alasan orang-orang memanfaatkan jasa dukun, paranormal atau tukang sihir. Ada banyak motif orang-orang melibatkan jin setan dalam usahanya untuk  menjadi pemenang.
v  Persaingan bisnis.
v  Perebutan kekuasaan dan jabatan.
v  Pendongkrak popularitas.
v  Masalah percintaan.
Adalah perkara-perkara yang sering mendorong sesorang lari ke dunia perdukunan.

Kita yang memiliki atau tengah berusaha memiliki harta, jabatan, pasangan, dengan jujur, bisa menjadi sasaran orang-orang yang menganggap kita adalah lawan. Maka, tak hanya mereka yang terlibat dalam persaingan saja yang terkena dampaknya, tapi orang yang jujur dan baik sekalipun bisa ikut menjadi korban. Tak sedikit orang yang tiba-tiba jatuh miskin, karirnya jatuh, atau rumah tangganya hancur, bukan karena kesalahannya, tetapi karena ia diperdayai oleh seorang dukun santet.
Data di lapangan menunjukan serangkaian kasus tekait tudingan praktik perdukunan atau ilmu sihir terus terjadi. Tak heran bila belum lama ini marak terjadi kasus kriminal masyarakat yang di luar kaidah hukum/penghakiman massa karena berdalih dukun santet.
Dari ini, maka kita perlu waspada dan melakukan tindakan preventif, yakni usaha menjaga/melindungi diri dari bahaya sihir sebelum terjadi. Cara yang paling penting dan bermanfaat adalah penjagaan dengan melakukan zikir yang disyariatkan, membaca doa dan ta’awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw, yang di antarnya seperti di bawah ini:

1.      Surah al-Ikhlas/112, al-Falaq/113 dan an-Naas/114.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Khubaib Ra., ia berkata, Rasulullah Saw berkata padaku: “Bacalah Qulhuwalloohu ahad (surah al-Ikhlas) dan al-Mu’aawwidzatain (surah al-Falaq dan an-Naas) ketika kamu masuk waktu sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, niscaya ia akan mencukupimu dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dau dan Tirmidzi, yang dianggap hasan dan shahih olehnya).

Al-Mubarakfuri berkata, “Dalam hadits terdapat dalil bahwa membaca surah-surah ini di waktu sore dan pagi hari bisa mencukupi dari segala sesuatu yang ada yang ditakutkan.”

Surah-surah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمدُ. لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ. وَ لَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا أحَدٌ.
Qul huwalloohu ahad. Alloohushshomad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahuu kufuwan ahad
“Katakanlah: “Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dia tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas/112:1-4)

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَ مِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَ مِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ.  وَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
Qul a’uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS. Al-Falaq/113:1-6)

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Qul a’uudzu birobbinnaas. Malikinnaas. Ilaahinnaas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurinnaas. Minal jinnati wannaas
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas/114:1-6)


2.      Membaca doa ta’awwudz seperti di bawah ini.

أَمْسَيْنَا وَ أَمْسَى الْمُلْكُ لِلّٰهِ كُلُّهُ، وَالْحَمدُ لِلّٰهِ كُلُّهُ. أَعُوْذُ بِالَّذِى يُمْسِكُ السَّمَاءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ إِلَّا بِاِذْنِهِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ.

Amsainaa wa-amsalmulku lillaahi kulluh, walhamdulillaahi kulluh. A’uudzu billadzii yumsikussamaa-a antaqo’a ‘alal ardhi illa bi-idznihi min syarri maa kholaqo wadzaro-a wamin syarrisysyaitooni wasyirkihi
“Kami masuk sore hari dan kerajaan seluruhnya milik Allah, segala puji bagi Allah. Aku berlindung dengan Dzat yang menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi melainkan dengan izin-Nya, dari kejahatan apa yang Dia ciptakakan dan Dia tebarkan, dari kejahatan setan dan menyekutukan-Nya.”

Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh jika kamu di sore hari membaca: Amsaina... (doa di atas)  sebanyak 3 kali, maka kamu dijaga dari setiap setan, dukun/tukang ramal dan tukang sihir hingga kamu masuk waktu pagi. Dan jika kamu membacanya di esok hari, maka kamu dijaga seperti itu pula hingga kamu masuk waktu sore.” (HR. Ibnu Suni). Bila membacanya di pagi hari, maka kata --- (aku masuk waktu sore) diganti dengan --- (aku masuk waktu pagi).




Cara Mengamalkan

Jadikan doa ini sebagai wirid harian pagi dan petang, dengan membacanya sebanyak 3 kali, sebagaimana yang diajarkan hadits. Bisa pula dengan menambahkan membaca ayat-ayat pilihan dari surah Al-Baqarah sebagaimana telah disebutkan (Al-Baqarah ayat:1,2,3,4,255,256,257,284,285,286). Diterangkan dalam hadits Nabi Saw: “Bacalah al-Baqarah! Karena membacanya akan mendatangkan berkah dan meninggalkannya berarti penyesalan. Dan para tukang sihir tidak akan sanggup menjangkau (pembacanya)”. (HR. Imam Ahmad). Hadits ini diriwayatkan juga oleh Muslim dalam kitab ash-Shalah.
Tentang keutamaan ayat Kursy dalam surah Al-Baqarah, Nabi Saw pernah menjelaskan: “Tidaklah ayat ini (ayat Kursy) dibacakank pada suatu rumah, kecuali setan-setan meninggalkannya selama 30 hari dan tidak memasukinya tukang sihir laki-laki dan perempuan selama 40 hari. Wahai Ali, ajarkanlah ia kepada anakmu, keluargamu, tetangga-tetanggamu. Tidak ada ayat yang diturunkan yang lebih besar daripadanya.” (Hadits ini disebutkan dalam beberapa kitab tafsir. Diantaranya ; Rauhil Bayan, Baidhowi, Al-Kasysyaf, Abu Su’uud, Bahrul Muhith, An-Nasafi, dan lainnya).
Hal penting yang perlu diwaspadai, santet, teluh, sihir dan perdukunan biasanya datang dan beraksi pada waktu malam atau pada saat manusia sedang lengah dan ketika setan-setan tengah berpesta-pora. Untuk itu, hendaknya kita mendawamkan ber-isti’adzah kepada Allah SWT di setiap kali hendak tidur di malam hari.
Amalkan amalan seperti yang pernah diteladankan Nabi Saw, sebagaimana diriwayatkan dari ‘Aisyah Ra., ia berkata: “Jika beliau Saw beristirahat ke tempat tidurnya setiap malam, maka beliau meniup di kedua telapak tangannya dan membaca pada keduanya; Qul huwalloohu ahad (surah al-Ikhlas), Qul a’uudzu birobbilfalaq (surah al-Falaq) dan Qul a’uudzu birobbinnaas (surah an-Naas). Kemudian beliau mengusap dengan keduanya apa yang beliau mampui dari jasadnya. Beliau memulai dari atas kepalanya, wajahnya dan lalu apa yang menghadap dari jasadnya. Beliau malakukan hal tersebut sebanyak 3 kali.” (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya).
Dikatakan bahwa itu (amalan tersebut) adalah pengaman dari sihir, pandangan mata yang jahat, serangga, penyakit-penyakit dan luka-luka.
Baik pula menambahkan membaca ayat Kursy, karena dalam hadits disebutkan: “Jika kamu menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursy, niscaya akan ada penjaga dari Allah yang senantiasa menyertaimu dan setan tidak akan mendekatimu hingga kamu mennjelang pagi.” (HR. Al-Bukhari).
Juga membaca bismillah dan surah al-Fatihah. Disebutkan dalam hadits dari Anas Ra., bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Bila seorang hamba meletakkan lambungnya di atas pembaringan, lalu ia membaca bismillah dan Fatihatul Kitab, maka ia aman dari kejahatan jin, manusia dan segala sesuatu.” (HR. Al-Hafidz Abu Musa).




Tips Mencegah Sihir dan Tenung

·        Senantiasa mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik dalam setiap keadaan.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannnya sebagai pemipin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS. An-Nahl/16:99-100).
·        Mematuhi segala perintah Allah dan  menjauhi setiap larangannya, serta bertaubat dari perbuatan dosa dan maksiat.
Nabi Saw bersabda, “Jagalah Allah (mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya), niscaya Allah akan menjagamu (dari keburukan dan musibah).” HR. Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim).
·         Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan zikir di dalam rumah.
Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Abu Syaibah, Al-Hakim, Baihaqi dan lainnya).
Abu Khalad al-Mishri berkata, “Siapa yang masuk Islam, maka sungguh ia telah masuk  dalam benteng. Siapa yang masuk masjid, maka sungguh ia telah masuk dalam dua benteng. Dan siapa yang duduk di kalangan zikir, maka sungguh telah masuk dalam rumahnya benteng-benteng.”
·         Membersihkan rumah dari salib, patung, gambar-gambar yang bernyawa dan anjing.
Disebutkan dalam hadits, para malaikat (rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat hal-hal tersebut.

Walloohu a’lam bishshowaab.



Sumber : Buku “Doa-Doa Kunci Keselamatan, Tolak Bala’ dan Bencana” karya Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi. Diterbitkan oleh Intuisi Press tahun 2012

Senin, 05 Mei 2014

Doa Pengaman Rumah dari Kejahatan dan Gangguan Jin maupun Setan (oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)


Doa Pengaman Rumah dari Kejahatan dan Gangguan Jin maupun Setan
(oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi)


v  Tidak sedikit rumah yang mewah, tapi penghuninya sering merasa gundah, resah dan gelisah.
v  Tidak sedikit rumah  yang megah, tapi suasananya terkesan angker dan menyeramkan.
v  Tak sedikit rumah yang para anggota keluarganya sering cekcok, bertengkar dan saling bermusuhan.
v  Tak sedikit pula rumah yang para penghuninya sering ditimpa masalah, sakit dan musibah.

Itulah diantara dampak jika rumah sering didatangi setan. Bila setan telah berhasil mendiami sebuah rumah, niscaya ia akan menebarkan kerusakan di dalamnya, sehingga terjadilah perselisihan di antara anak-anak dan perpisahan antara suami isteri. Berubahlah mawaddah (cinta kasih) menjadi ‘adawah (permusuhan), rahmah (kasih sayang) menjadi azab (siksaan). dari situ kemudian muncul berbagai masalah, kesulitandan musibah yang menimpa keluarga.
Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air lantas ia mengirikmkan tentara-tentaranya. Maka yang paling dekat di antara mereka dengan iblis adalah yang paling besar fitnah yang ditimbulkannya. Datng salah seorang dari anak buah iblis mengahadap iblis seraya berkata, ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Engkau belum melakukan apa-apa. ‘Lalu datang setan yang lain melaporkan, ‘Tidaklah aku meninggalkan dia (anak Adam yang diganggunya) hingga aku berhasil memisahkan dia dengan isterinya.’ Maka iblis pun mendekatkan anak buahnya tersebut dengan dirinya dan memujinya, ‘Engkaulah yang terbaik’.” (HR. Muslim).
Baginda Rasul Saw telah mengajari kita bagaimana caranya mengamankan rumah dari setan. Baliau memerintahkan agar kita membaca surah al-Baqarah/2. Sabdanya:
·         Sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki puncak, dan puncak dari Al-Qur’an adalah surah al-Baqarah. Sesungguhnya setan bila mendengar surah al-Baqarah dibacakan, maka ia akan keluar dari rumah yang dibacakan padanya surah al-Baqarah.” (HR. Al-Hakim dan dishahihkannya).
·         Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah.” (HR. Muslim).
·         Sesungguhnya Allah telah menuliskan Kitab sebelum Dia menjadikan langit dan bumi dengan dua ribu tahun. Maka Allah turunkan dua ayat yang Dia akhiri surah al-Baqarah dengan keduanya. Tidaklah keduanya dibacakan di suatu rumah selama tiga hari, kecuali setan tidak akan mendekatinya.” (HR. Darimi, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Hibban, al-Hakim dan Baihaqi).
·         Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Ra., ia berkata, “Seorang laki-laki dari golongan manusia keluar dan bertemu dengan laki-laki dari golongan jin. Laki-laki jin itu berkata, “Apakah kamu bisa membantingku? Jika kamu bisa membantingku, maka aku akan magajarimu suatu ayat yang bila kamu membacanya ketika memasuki rumah, maka setan tidak akan memasukinya.” Lalu lelaki jin itu membantingnya dan lelaki manusia itu juga membantingnya. Maka lelaki jin itu berkata, “Kamu membaca ayat Kursy, sesungguhnya tidaklah membacanya seseorang ketika memasuki rumahnya kecuali setan akan keluar dari rumah tersebut.” Ibnu Mas’ud ditanya, “Apakah lelaki itu Umar?” Ia menjawab, “Saya mengira itu adalah Umar.” (HR. Abu ‘Ubaid, ad-Darimi, Thabrani, Baihaqi, dan Abu Na’im).



Cara Mengamalkan

Barangkali akan terasa berat bagi kita jika membaca keseluruhan ayat dari surah al-Baqarah yang panjang. Amalkan membaca ayat-ayat seperti yang pernah dikatakan sahabat Ibnu Mas’ud Ra. ia berkata, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surah  Al-Baqarah pada suatu malam, maka setan tidak akan memasuki rumah tersebut pada malam itu hingga masuk waktu pagi. Empat ayat dari awalnya (surah Al-Baqarah), ayat Kursy, dua ayat setelahnya, dan tiga ayat di penghujungnya (surah Al-Baqarah).” (HR. Ad-Darimi, Ibnul Mundzir dan Thabrani).
Bacaan ayat-ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

الٓمٓ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ‏ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ، وَبِالْأٰ خِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ.
اَللّٰهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّاهُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ج  لَا تَأْخُذُهُو سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ج  لَهُو مَافِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِقلى مَنْ ذَاالَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ وۤ إِلَّا بِإِذْنِهِى ج  يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ صلى وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ ىۤ إِلَّا بِمَا شَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ا السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ صلى وَلَا يَئُوْدُهُ و حِفْظُهُمَا ج وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ. لَآ إِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ صلى قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ج فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطّٰغُوْتِ وَيُؤْمِنْم  بِاللّٰهِ فَقَدِاسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا قلى وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ.  اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِقلى وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْآ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ إِلَى الظُّلُمٰتِ قلى اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ج هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ.
لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِقلى وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِٓيْ أَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ قلى فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَآءُ وَ يُعَذِّبُ مَنْ يَّشَآءُ قلى وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اٰمَنَ الَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِى وَالْمُؤْمِنُوْنَ قلى كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤئِكَتِهِى وَكُتُبِهِىوَرُسُلِهِى قلى لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِى قلى وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا قلى لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ قلى رَبَّنَا لَا تُؤَا خِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ أَخْطَأْنَا ج  رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُو عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ج  رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِى ج  وَاعْفُ عَنَّا قلى وَاغْفِرْ لَنَا قلى وَارْحَمْنَا قلى اَنْتَ مَوْلٰنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ.



Jika di dalam rumah terdapat tanda-tanda adanya jin setan yang mengganggu, lakukan amalan sebagai berikut:
1.      Bacalah surah al-Baqarah secara sempurna, dan di tengah-tengah membacanya meludah ke dalam air, kemudian air tersebut dibuat untuk memercikan seklitar rumah.
2.      Kumandangkan adzan di semua kamar/ruangan yang ada di rumah. (kitab Kunuudzun firruqyah waththibbun Nabawi:1/427)

Tentang keistimewaan adzan ini, diriwayatkan dari Zaid bin Aslam Ra., bahwa ia pernah menguasai harta pertambangan, maka orang-orang menyebut-nyebut banyaknyua jin (di tempat itu). Kemudian ia memerintahkan mereka agar mengumandangkan adzan setiap waktu (shalat) dan memperbanyak hal itu (adzan). Setelah itu mereka tidak melihat sesuatu pun (dari para jin dan setan) di sana.


Tips Menjauhkan Rumah dari Jin dan Setan

·         Bersihkan rumah dari relief dan patung.
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya para malaikat tidak memasuki suatu rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar timbul (rellief).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
·         Bersihkan rumah dari lonceng dan sejenisnya.
Rasulullah Saw  bersabda: “Lonceng adalalh salah satu seruling setan.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).
·         Jangan memelihara anjing di dalam rumah.
Rasulullah Saw bersabda: “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung).” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Dikecualikan dari anjing ini adalah anjing unutk berburu dan anjing penjaga rumah, dengan syarat anjing tersebut tidak berwarna hitam, karena Nabi Saw telah bersabda: “Anjing hitam itu adalah syaithan.” (HR. Muslim).
·         Biasakan mengucapkan salam saat masuk rumah.
Rasulullah Saw bersabda: “Ada tiga golongan yang mereka seluruhnya berada dalam jaminan Allah SWT: (Pertama) seseorang yang keluar berperang di jalan Allah maka ia berada dalam jaminan Allah hingga Allah mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalilkannya (ke keluarganya) dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Kedua) seseorang berangkat ke masjid maka ia berada dalam jaminan Allah hingga Allah mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Ketiga) seseorang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia berada dalam jaminan Allah SWT.” (HR. Abu Daud dan lainnya).
Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar menjelaskan, “Makna jaminan Allah SWT adalah berada dalam penjagaan Allah SWT.”
·         Biasakan membaca bismillah saat masuk rumah dan ketika makan.
Rasulullah Saw bersabda: “Ketika seseorang memasuki rumahnya, kemudian ia menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan berkata, ‘Tidak ada tempat menginap bagimu dan tidakk ada makan di sini’. Dan ketika ia memasmuki rumahnya, kemudian ia tidak menyebut nama Allah ketika masuk, maka setan berkata, ‘Kalian menemukan tempat menginap’. Dan ketika ia tidak menyebut nama Allah saat makannya, setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat mengiknap dan makan.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah).
·         Jauhkan rumah dari nyanyian/lagu-lagu yang merupakan suara setan.
Allah Swt berfirman: “Dan hasunglah siapa yang kamu (iblis) sanggupi di antara mereka dengan suaramu.” (QS. Al-Isra/17:64).
Rasulullah Saw bersabda: “Benar-benar akan ada dari umatku kaum-kaum yang mereka itu menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki), khamar dan alat-alat musik.” (HR. Al-Bukhari)

Wallohu a’lam bishshowab.



Sumber : Buku “Doa-Doa Kunci Keselamatan, Tolak Bala’ dan Bencana” karya Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Mahmud asy-Syafrowi. Diterbitkan oleh Intuisi Press tahun 2012.